VIVAnews - Realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga akhir Juni mencapai 22,6 juta kiloliter atau 47,4 persen dari total kuota untuk PT Pertamina yang dialokasikan berdasarkan APBN-P 2013 yang ditetapkan sebesar 47,6 juta KL.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Selasa 2 Juli 2013, menjelaskan hingga 30 Juni 2013, Pertamina telah menyalurkan premium sebanyak 14,4 juta KL atau 46,7 persen terhadap kuota BBM bersubsidi Pertamina sebesar 30,7 juta KL.
Adapun, realisasi penyaluran solar pada periode yang sama telah mencapai 7,7 juta KL yang setara dengan 48,8 persen dari kuota BBM bersubsidi Pertamina berdasarkan APBN-P 2013.
Berdasarkan APBN-P 2013, kuota premium bersubsidi naik sebesar 1,57 juta KL dari anggaran semula yang ditetapkan 29 juta KL. Sementara, kuota solar bersubsidi yang ditetapkan bertambah sebesar 923.000 KL dari alokasi semula dalam APBN 2013 sebanyak 14,3 juta KL.
Sedangkan kuota kerosene (minyak tanah) ditetapkan turun sebesar 500 ribu KL sehingga menjadi 1,2 juta KL dari semula 1,7 juta KL. Realisasi penyaluran Kerosene hingga akhir semester I 2013 mencapai 45,6 persen terhadap kuota baru atau sebesar 547 ribu KL.
“Realisasi penyaluran BBM bersubsidi dengan tambahan kuota baru masih on track dan diharapkan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat hingga akhir tahun,” kata Ali Mundakir dalam keterangan tertulis.
Ali juga menambahkan stok BBM bersubsidi saat ini berada di level di atas 20 hari untuk premium dan solar. Menurut dia, dengan kondisi stok tersebut akan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk menjelang Ramadhan.
Harga minyak mentah Indonesia naik
Sementara itu, tim harga minyak Indonesia menyatakan harga rata-rata minyak mentah Juni 2013 mencapai US$99,97 per barel, naik sebesar US$0,96 per barel pada bulan sebelumnya, yaitu US$99,01 per barel.
Namun, harga ICP Juni 2013 masih lebih rendah dalam asumsi APBN-P 2013 sebesar US$108 per barel. Sedangkan harga Minas/SLC selama Juni 2013 mencapai US$102,75 per barel atau sebesar US$2,66 per barel dari USD100,09 per barel pada Mei 2013. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak naik.
Pertama adalah menguatnya perekonomian dunia dengan indikasi data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan pasar perumahan dan penurunan angka pengangguran. Kedua adalah terjadinya permintaan minyak mentah dunia 2013 sebesar 800 ribu barel per hari menjadi 90,2 juta barel per hari pada triwulan III 2013.
Sedangkan faktor ketiga adalah adanya penurunan produksi minyak mentah dari North Sea sebesar 400 ribu barel karena ada kegiatan perawatan fasilitas produksi. (eh)
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Selasa 2 Juli 2013, menjelaskan hingga 30 Juni 2013, Pertamina telah menyalurkan premium sebanyak 14,4 juta KL atau 46,7 persen terhadap kuota BBM bersubsidi Pertamina sebesar 30,7 juta KL.
Adapun, realisasi penyaluran solar pada periode yang sama telah mencapai 7,7 juta KL yang setara dengan 48,8 persen dari kuota BBM bersubsidi Pertamina berdasarkan APBN-P 2013.
Berdasarkan APBN-P 2013, kuota premium bersubsidi naik sebesar 1,57 juta KL dari anggaran semula yang ditetapkan 29 juta KL. Sementara, kuota solar bersubsidi yang ditetapkan bertambah sebesar 923.000 KL dari alokasi semula dalam APBN 2013 sebanyak 14,3 juta KL.
Sedangkan kuota kerosene (minyak tanah) ditetapkan turun sebesar 500 ribu KL sehingga menjadi 1,2 juta KL dari semula 1,7 juta KL. Realisasi penyaluran Kerosene hingga akhir semester I 2013 mencapai 45,6 persen terhadap kuota baru atau sebesar 547 ribu KL.
“Realisasi penyaluran BBM bersubsidi dengan tambahan kuota baru masih on track dan diharapkan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat hingga akhir tahun,” kata Ali Mundakir dalam keterangan tertulis.
Ali juga menambahkan stok BBM bersubsidi saat ini berada di level di atas 20 hari untuk premium dan solar. Menurut dia, dengan kondisi stok tersebut akan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk menjelang Ramadhan.
Harga minyak mentah Indonesia naik
Sementara itu, tim harga minyak Indonesia menyatakan harga rata-rata minyak mentah Juni 2013 mencapai US$99,97 per barel, naik sebesar US$0,96 per barel pada bulan sebelumnya, yaitu US$99,01 per barel.
Namun, harga ICP Juni 2013 masih lebih rendah dalam asumsi APBN-P 2013 sebesar US$108 per barel. Sedangkan harga Minas/SLC selama Juni 2013 mencapai US$102,75 per barel atau sebesar US$2,66 per barel dari USD100,09 per barel pada Mei 2013. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak naik.
Pertama adalah menguatnya perekonomian dunia dengan indikasi data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan pasar perumahan dan penurunan angka pengangguran. Kedua adalah terjadinya permintaan minyak mentah dunia 2013 sebesar 800 ribu barel per hari menjadi 90,2 juta barel per hari pada triwulan III 2013.
Sedangkan faktor ketiga adalah adanya penurunan produksi minyak mentah dari North Sea sebesar 400 ribu barel karena ada kegiatan perawatan fasilitas produksi. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar